MELEMAHNYA RUPIAH TERHADAP DOLLAR
Melemahnya rupiah
terhadap dollar merupakan bukti dari Perekonomian Indonesia saat ini sedang
menurun. Dapat terlihat dari kondisi ekspor dan impor yang tidak seimbang di
Indonesia. Salah
satu penyebab dari melemahnya rupiah terhadap dollar yaitu, pada tahun 2008
kemarin kenaikan harga komoditas yang mulai menjadi puncak krisis global. Yang
berefek pada ekspor andalah Indonesia, yaitu batubara dan minyak kelapa sawit
nilai harganya menurun dan meningkatnya impor yang masuk ke Indonesia yang menekan
pertumbuhan ekonomi kita menjadi deficit. Deficit perdagangan terjadi kerena
volume impor yang tidak mampu lagi di imbangi dengan ekspornya.
Melemahnya
rupiah tidak berdampak buruk bagi perekonomian global atupun masalah lainnya,
Negara lain yang juga mata uangnya melemah terhadap dollar berarti menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut sedang bermasalah.
Dari
info berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), impor yang sedang merajalela
di Indonesia bukan dari impor migas (karena Indonesia selalu menjadi impor
migas terbesar) seperti impor smartphone/
pc tablet, mesin-mesin berat pabrik dan alat mekanik industi yang masih impor
dari luar, dan penyebab kecilnya yang kemarin saat kacang kedelai dan daging
sapi dengan harganya meroket mungkin salah satu penyebab kecilnya. pelemahan
rupiah memberikan efek yang negative dibandingkan dengan positifnya, karena bagi
perusahaan yang masih mengandalkan impor seperti distributor pakan tenak,
farmasi, hingga industry umum lainnya.
(POLA
DEDUKTIF)
Keadaan
perekonomian saat ini sudah membuat para masyarakat menengah kebawah menjerit
karena melambungnya semua harga pokok dan harga-harga yang lain. Dengan
melemahnya deficit neraca dagang yang diakibatkan impor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ekspornya yang membuat deficit dagang terganggu. Contoh impor yang terbesar
sekarang adalah minyak dan gas (migas). Akibatnya tekanan terhadap impor besar
yang menyebabkan melemahnya tukar rupiah dan deficit dagang menurun. Seperti
harga BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran yang di nikmati oleh kalangan
orang kaya.
Mudahnya produk-produk
impor yang masuk ke Indonesia bisa berdampak buruk bagi Indonesia sendiri
karena cenderung mengandalkan produk impor yang jelas-jelas kemungkinan produk
yang di impor sebenarnya sudah tersedia tetapi oleh pemerintah atau masyarakat
sendiri tidak manfaatkan sedemikian mungkin dan menganggap produk atau bahan
tersebut di bawah rata-rata atau kata standar.
Dan mungkin Negara yang mengekspor ke Indonesia menjadikan Indonesia sebagai
lahan perekonomiaanya yang menganggap mengekspor produknya ke Indonesia dengan nilai rupiah
lebih murah dibandingkan dengan Negara lain yang nilai mata uangnya tinggi. Dan
seharusnya pemerintah sadar dengan hal tersebut.
(POLA
INDUKTIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar